Billy Lynn's Long Halftime Walk movie review, karya terbaru dari sutradara terbaik Asia, Ang Lee
Billy Lynn's Long Halftime Walk
- Jumat - 11 November 2016 -
"Your story Billy, no longer belongs to you. It's America story now" Norm Oglesby
Directed by : Ang Lee
Billy Lynn - Joe Alwyn, Katrhyn Lynn - Kristen Stewart, Shroom - Vin Diesel, Dime - Garett Hedlund, Norm Oglesby - Steve Martin, Faison - Makenzie Leigh, Albert - Chris Tucker
Sutradara Asia pertama peraih dua piala Oscar melalui Brockback Mountain dan The Life of Pi, Ang Lee kembali berkarya melalui Billy Lynn's Long Halftime Walk yang diambil berdasarkan novel laris buah tangan dari Ben Fountain.
Kali ini sutradara berusia 62 tahun kelahiran Taiwan, menghadirkan sebuah film bertemakan anti war, dengan ensemble cast yang cukup menarik perhatian, walaupun peran utama Billy Lynn dipercayakan kepada aktor debutan Joe Alwyn yang baru pertama kali bermain film layar lebar, tetapi secara garis besar performanya masih cukup mampu mengimbangi jajaran artis kaliber lainnya seperti Kristen Stewart (Twillight saga), Vin Diesel, Garett Hedlund hingga Steve Martin dan Chris Tucker yang kembali bermain film setelah rehat selama 5 tahun dan 4 tahun. Tetapi sayangnya dengan ensemble cast yang cukup mewah seperti itu terasa hanya Kristen Stewart dan Garett Hedlund yang mampu memberikan nyawa kepada karakternya, selebihnya hanya terasa sebagai sebuah tempelan belaka, bahkan terasa seperti miscast.
Proyek ini bisa dianggap sebagai sebuah proyek ambisius dari seorang Ang Lee yang sepertinya sedang mengejar Oscar ketiganya, mungkin terinspirasi dari Alejandro G. Inarritu dengan cinematographer Emmanuel Lubezski yang menggunakan cahaya natural murni untuk pembuatan film The Revenant, film juga membuat sebuah gebrakan sebagai film pertama yang diambil dengan menggunakan 120 frame per second dan dishot secara format 3D. Tetapi biar bagaimanapun, inti dari sebuah film adalah cerita dan sayangnya dengan spesifikasi teknis yang sudah begitu tinggi, film ini terasa kurang maksimal lebih karena skripnya yang terasa serba tanggung yang membuat koneksi antar karakter terasa hambar dan terasa seperti kurang jiwa. Selain itu proses editing dan penggunaan flashback juga terasa cukup menganggu,
Pada akhirnya dengan nama besar dari Ang Lee, based on novel bestseller dan didukung oleh jajaran cast yang cukup menarik, hasil akhirnya tetap terasa kurang maksimal, harapan untuk menampilkan kebanggaan, panggilan hidup dan apa rasanya untuk menjadi seorang tentara perang Amerika terasa tanggung dan kurang mampu menggugah hati. (www.theInigo.com)
- Jumat - 11 November 2016 -
"Your story Billy, no longer belongs to you. It's America story now" Norm Oglesby
Directed by : Ang Lee
Billy Lynn - Joe Alwyn, Katrhyn Lynn - Kristen Stewart, Shroom - Vin Diesel, Dime - Garett Hedlund, Norm Oglesby - Steve Martin, Faison - Makenzie Leigh, Albert - Chris Tucker
Sutradara Asia pertama peraih dua piala Oscar melalui Brockback Mountain dan The Life of Pi, Ang Lee kembali berkarya melalui Billy Lynn's Long Halftime Walk yang diambil berdasarkan novel laris buah tangan dari Ben Fountain.
Kali ini sutradara berusia 62 tahun kelahiran Taiwan, menghadirkan sebuah film bertemakan anti war, dengan ensemble cast yang cukup menarik perhatian, walaupun peran utama Billy Lynn dipercayakan kepada aktor debutan Joe Alwyn yang baru pertama kali bermain film layar lebar, tetapi secara garis besar performanya masih cukup mampu mengimbangi jajaran artis kaliber lainnya seperti Kristen Stewart (Twillight saga), Vin Diesel, Garett Hedlund hingga Steve Martin dan Chris Tucker yang kembali bermain film setelah rehat selama 5 tahun dan 4 tahun. Tetapi sayangnya dengan ensemble cast yang cukup mewah seperti itu terasa hanya Kristen Stewart dan Garett Hedlund yang mampu memberikan nyawa kepada karakternya, selebihnya hanya terasa sebagai sebuah tempelan belaka, bahkan terasa seperti miscast.
Proyek ini bisa dianggap sebagai sebuah proyek ambisius dari seorang Ang Lee yang sepertinya sedang mengejar Oscar ketiganya, mungkin terinspirasi dari Alejandro G. Inarritu dengan cinematographer Emmanuel Lubezski yang menggunakan cahaya natural murni untuk pembuatan film The Revenant, film juga membuat sebuah gebrakan sebagai film pertama yang diambil dengan menggunakan 120 frame per second dan dishot secara format 3D. Tetapi biar bagaimanapun, inti dari sebuah film adalah cerita dan sayangnya dengan spesifikasi teknis yang sudah begitu tinggi, film ini terasa kurang maksimal lebih karena skripnya yang terasa serba tanggung yang membuat koneksi antar karakter terasa hambar dan terasa seperti kurang jiwa. Selain itu proses editing dan penggunaan flashback juga terasa cukup menganggu,
Pada akhirnya dengan nama besar dari Ang Lee, based on novel bestseller dan didukung oleh jajaran cast yang cukup menarik, hasil akhirnya tetap terasa kurang maksimal, harapan untuk menampilkan kebanggaan, panggilan hidup dan apa rasanya untuk menjadi seorang tentara perang Amerika terasa tanggung dan kurang mampu menggugah hati. (www.theInigo.com)
Billy Lynn's Long Halftime Walk Teaser Trailer
Post a Comment