Wonder Woman Movie Review

Wonder Woman
Rabu, 31 Mei 2017


Directed by : Patty Jenkins

Diana Prince / Wonder Woman - Gal Gadot, Steve Trevor - Chris Pine, Sir Patrick - David Thewlis, General Antiope - Robin Wright, Queen Hippolyta - Connie Nielsen, Maru / Doctor Poison - Elena Anaya, General Erich Ludendorff - Danny Huston, Etta Candy - Lucy Davis


Baca juga Wonder Woman Trivia

Persaingan antara DC dengan Marvel yang awalnya hanya terjadi di dunia komik saja, sekarang sudah merambah ke berbagai bidang lainnya, mulai dari video games, mainan, animasi, TV series hingga akhirnya menyentuh ke dunia film layar lebar, pada awalnya persaingan didominasi oleh DC dengan 2 tokoh utamanya yang sudah mendunia dan dikenal oleh hampir seluruh umat manusia di dunia, siapa lagi kalau bukan Superman dan Batman, tetapi sayangnya DC seperti terlalu mengandalkan dua sosok itu saja dan sedikit melupakan karakter lainnya, sampai akhirnya Marvel membuat gebrakan yang dimulai dengan rilisnya Ironman di tahun 2008, dengan dinahkodai oleh Kevin Feige yang diberi julukan Lord Feige, Marvel menciptakan sebuah universe khusus untuk karakter-karakter superhero mereka yang diberi sebutan Marvel Cinematic Universe (MCU)

Melihat kesuksesan Marvel dengan MCU nya membuat pihak DC seperti terbangun dari tidurnya, mereka menyadari kalau sudah tidak bisa hanya mengandalkan Superman dan Batman saja, menyadari kalau Marvel sudah mencuri start terlebih dahulu dengan membuat beberapa film solo para superheronya untuk kemudian bersatu dalam film Avengers, maka DC mencari jalan lain supaya tidak bisa dibilang terlalu mengekor kompetitor terberatnya itu, DC kemudian membuat DC Extended Universe (DCEU) secara terbalik, para superheronya dipersatukan terlebih dahulu dalam film Justice League yang akan rilis pada November 2017 ini, untuk kemudian baru dibuatkan film solo yang menjelaskan origin dari para superheronya. Selain itu kini DC juga sudah lebih membuka diri dengan mencoba menfilmkan tokoh lain diluar Superman dan Batman, tetapi sayangnya kegagalan Catwoman dan Green Lantern tetap menghantui dan menjadi momok yang menakutkan bagi DC.


Apabila berbicara mengenai Justice League, sudah pasti tidak bisa lepas dari trio Superman, Batman dan Wonder Woman yang dikenal dengan sebutan Justice League Holy Trinity selaku pendirinya, Superman dan Batman sudah lebih dulu diekspose habis-habisan oleh Hollywood, maka kini tiba waktunya bagi Wonder Woman untuk mendapatkan panggungnya sendiri,

Ketika muncul kabar kalau Wonder Woman akhirnya akan dibuatkan film solonya, pertanyaan yang muncul adalah siapakah wanita yang beruntung mendapatkan peran tersebut, berbagai nama sempat muncul bahkan beberapa foto fan made sempat bermunculan, nama-nama besar seperti Megan Fox, Cobie Smulders sempat bermunculan, tetapi akhirnya Miss Israel 2004 yang sempat mewakili Israel dalam ajang Miss Universe, Gal Gadot adalah wanita yang terpilih untuk berperan sebagai Princess Diana of Themyscira.


Sebuah pilihan yang sempat memicu kontroversi dan menjadi perdebatan panjang dari para fans beratnya, sebagai artis kelahiran Israel menjadikan dirinya sebagai artis non Amerika pertama yang berperan sebagai Wonder Woman, tetapi hal yang paling mendapat perhatian adalah bentuk tubuh dari Gal Gadot yang dianggap terlalu kurus dan kurang berisi dianggap kurang mewakili gambaran dari sosok seorang wanita berkekuatan super. Tetapi apabila sudah menyaksikan filmnya, harus diakui kalau Gal Gadot adalah pilihan yang tepat, kecantikan wajahnya dan postur tubuhnya yang tinggi dengan kaki jenjangnya cukup mewakili, ditambah pengalaman hidup Gal Gadot yang pernah menjadi anggota Israeli Defense Forces membuat dirinya cukup mumpuni untuk melakukan beberapa adegan aksi secara luwes.

Beban yang sungguh berat ada di tangan Patty Jenkins selaku sutradara, melihat gagalnya Zack Snyder dan David Ayer melalui BvS: Dawn of Justice dan Suicide Squad yang meskipun meraih hasil Box Office yang tidak sedikit tetapi tidak mampu membendung kritikan baik dari kritikus maupun penonton awam yang kurang suka, salah satu kendala dari kedua film tersebut adalah ikut campurnya pihak studio di proses editing yang terkesan sembarangan dan membuat penonton merasa bingung dengan kontinuitas cerita, pihak studio merasa perlu ada bagian yang disembunyikan atau dibuang dari theatrical version untuk kepentingan penjualan home video dengan embel-embel "unrated extended cut version" dan "special features".

DC mulai menyadari kesalahannya dan akhirnya ada perbaikan yang sangat signifikan dari Wonder Woman, mulai dari kesan gloomy, serius dan dark ala Nolan, hingga editing yang sangat membaik, membuat Wonder Woman bisa dibilang adalah film dari DCEU terbaik untuk saat ini, dari sisi fun dan humor juga lebih mengalir dan natural, keluguan dari Diana Prince mampu membius sekaligus menghibur penonton, origin story yang ditampilkan juga mampu menjelaskan dengan cukup detail mengenai asal usul Diana Prince hingga akhirnya mampu menjadi seorang Wonder Woman.


Tidak bisa dipungkiri, ketika menyaksikan film ini kita mendapatkan feel yang serupa dengan film Captain America: The First Avenger, karena sama-sama mengambil timeline di perang dunia, walau sudah berupaya untuk membedakan diri dengan menarik mundur dari cerita origin di komik yang tadinya World War II menjadi World War I, tetapi secara garis besar perang, Nazi dan keluguan sang superhero di dunia barunya membuat feel film ini terasa mirip.

Pada akhirnya Wonder Woman, sebagai film keempat dari DC Extended Universe (DCEU) setelah Man of SteelBvS: Dawn of Justice dan Suicide Squad bisa dibilang adalah film yang cukup solid sebagai origin story superhero wanita pertama yang dibuatkan film solo layar lebarnya, penantian untuk menyaksikan Wonder Woman di layar lebar selama 76 tahun dari pertama kalinya Wonder Woman muncul dalam All Star Comic 8 di bulan Oktober 1941 akhirnya terbayarkan dengan sangat memuaskan. (www.theInigo.com)

No comments