Kong Ha Hong Lion Dance Troupe dan sejarah barongsai di Indonesia


Kesenian barongsai diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad-17, yaitu pada waktu terjadinya migrasi besar dari Tiongkok Selatan. Masa puncaknya terjadi ketika era perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan sedang berjaya, barongsai di Indonesia sangat marak sekali. Bisa dipastikan setiap perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan di berbagai daerah di Indonesia memiliki sebuah perkumpulan barongsai. 

Perkembangan barongsai kemudian sempat mengalami masa surut selama 33 tahun, dimulai pada tahun 1965 ketika meletusnya Gerakan 30 S/PKI. Karena situasi politik pada waktu itu, segala macam bentuk kebudayaan Tionghoa di Indonesia dibungkam. Barongsai dimusnahkan dan tidak boleh dimainkan lagi. Perubahan situasi politik yang terjadi di Indonesia setelah tahun 1998 membangkitkan kembali kesenian barongsai. Banyak perkumpulan barongsai kembali bermunculan. Berbeda dengan zaman dahulu, sekarang tak hanya kaum muda Tionghoa yang memainkan barongsai, tetapi banyak pula kaum muda pribumi Indonesia yang ikut serta

Pada zaman pemerintahan Soeharto, barongsai tidak diijinkan untuk dimainkan secara bebas. Satu-satunya tempat di Indonesia yang bisa menampilkan barongsai secara besar-besaran adalah di kota Semarang, tepatnya di panggung besar kelenteng Sam Poo Kong atau dikenal juga dengan Kelenteng Gedong Batu. Setiap tahun, pada tanggal 29-30 bulan enam menurut penanggalan Tiong Hoa (Imlek), barongsai dari keenam perguruan di Semarang, dipentaskan. Keenam perguruan tersebut adalah:
  1. Sam Poo Tong, dengan seragam putih-jingga-hitam (kaus-sabuk-celana), sebagai tuan rumah
  2. Hoo Hap Hwee dengan seragam putih-hitam
  3. Djien Gie Tong (Budi Luhur) dengan seragam kuning-merah-hitam
  4. Djien Ho Tong (Dharma Hangga Taruna) dengan seragam putih-hijau
  5. Hauw Gie Hwee dengan seragam hijau-kuning-hijau kemudian digantikan Dharma Asih dengan seragam merah-kuning=merah
  6. Porsigab (Persatuan Olah Raga Silat Gabungan) dengan seragam biru-kuning-biru

Walaupun yang bermain barongsai atas nama ke-enam kelompok tersebut, tetapi bukan berarti hanya oleh orang-orang Semarang. Karena ke-enam perguruan tersebut mempunyai anak-anak cabang yang tersebar di Pulau Jawa bahkan sampai ke Lampung. Di kelenteng Gedong Batu, biasanya barongsai (atau di Semarang disebut juga dengan istilah Sam Sie) dimainkan bersama dengan Liong (naga) dan Say (kepalanya terbentuk dari perisai bulat, dan dihias menyerupai barongsai berikut ekornya).

Saat ini barongsai di Indonesia sudah dapat dimainkan secara luas, bahkan telah meraih juara pada kejuaraan dunia. Terlebih karena pada tahun 2013 akhirnya Barongsai diakui sebagai salah satu cabang olah raga oleh KONI, tanggal 11 Juni 2013 menjadi tanggal bersejarah bagi perkembangan barongsai di Indonesia, karena pada tanggal itulah Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) selaku federasi sah yang membawahi seluruh tim barongsai di Indonesia dilantik oleh KONI pusat dan dengan begitu artinya barongsai pun resmi diakui sebagai olahraga.


1 comment: