Mari kita dukung perfilman nasional!!!

* HEI MALAYSIA!!!!WHAT ELSE WILL U CLAIM FROM INDONESIA????BATIK U TOOK FROM US,OUR RAFLESIA ALSO,THEN AMBALAT N THE OTHER ISLAND....NOW U ALSO CLAIM PENDET DANCE WHICH IT URS.....HEI MALAYSIA NO MORE!!!!!! SHAME ON U BE A COUNTRY THAT HAVEN'T ANYTHING CULTURE TO BE PROUD .....!!!!!!BE CAREFUL BRUNEI N VIETNAM ALSO THAILAND,SOMEDAY MAYBE IT'LL BE UR TURN...

* marah bgt sama malaysia,tari pendet jelas2 dari bali! dicuri, negara gila I curse you malaysia, I curse you! may you as a nation perish ! I curse you !


Tari pendet diakui sebagai milik Malaysia, banyak orang yang complain dan melampiaskan kemarahannya kepada Malaysia, kutipan di atas adalah beberapa kutipan ocehan atau omelan yang ditujukan untuk malaysia, hal tersebut memang terkesan wajar, tapi kalau melihat dan mengingat bahwa ini bukanlah kejadian pertama kalinya (G sendiri ga begitu inget, tapi kalo dari versi diatas sih ada raflesia, batik, ambalat, etc), tapi kalo menurut sudut pandang g sepertinya ini adalah kesalahan dari pihak Indonesianya sendiri deh…

Menurut g, kejadian ini bisa digambarkan dengan kondisi sebuah rumah, kalau sebuah rumah kemalingan sekali, itu bisa kita katakan malingnya kurang ajar atau kita bisa maki-maki malingnya, tapi kalau sampai kemalingan berkali-kali dan malingnya juga itu-itu lagi… kok kayanya itu salah yang punya rumah yach…

Kalau diibaratkan Indonesia adalah rumah kita dengan berbagai kebudayaan dan pulau-pulaunya adalah harta kita, maka “sepertinya” kita sudah memberikan pengamanan yang terbaik dengan menunjuk menteri kebudayaan, menteri kesenian dan olahraga, menteri pertahanan yang mungkin bisa kita anggap sebagai “satpam/penjaga” di rumah kita, tapi kok kemana ya “satpam-satpam” ini yang seharusnya ngejagain harta-harta kita??? Kok bisa seenak itu malingnya bolak balik ngambilin harta kita tanpa perlawanan berarti???

Memang mungkin ga bisa disalahin dari pihak “satpam”nya juga, karena mungkin dari si pemilik rumah juga kurang peduli dengan harta-harta kekayaannya, jadi rada cuek dan ga peduli lagi, bahkan mungkin sudah ga inget kalo dia punya harta itu… salah satu quote di shout out FB yang g suka banget bilang begini
“Begitu ada satu budaya diklaim Malaysia, kalian baru ribut. Waktu ada orang Indonesia memproduseri film silat, kalian tuding sebagai "pencontek Ong Bak", "bukan pencak silat", "niru Muay Thai". Kalian bahkan akhirnya malah nonton GI Joe yang film Amrik. Akui saja lah... kalian gak menghargai budaya kalian kecuali kalau sedang diakui oleh negara tetangga.”

Percaya atau kaga, kita hampir semuanya seperti ini, termasuk g, terkadang kita ga mencintai bahkan terkesan melupakan semua kekayaan dan harta negeri ini dan baru panik, marah dan kesal setelah diambil oleh negara lain, itupun mungkin cuma buat sekedar gaya-gayaan biar dianggap cinta negara…

Salah satu contoh yang paling mudah adalah dari segi film (karena g hobi banget nonton film dan pengen banget liat film Indonesia bisa maju dan bersaing dengan film-film Hollywood), berapa banyak orang di luar sana yang terus berteriak-teriak indonesiaunite, Indonesia bersatu, tunjukan kepada bangsa luar bahwa Indonesia tidak takut… seharusnya dengan sikap seperti itu mereka menunjukan kecintaan mereka terhadap Indonesia dengan mendukung semua hal yang berhubungan dengan Indonesia, termasuk di dalamnya adalah perfilman Indonesia… tetapi kenyataannya ketika g tanya ke teman2 g (terutama yang di FB atau di twitternya dipasangin bendera Indonesia) “dah nonton merantau atau merah putih belum?” dan jawabannya hanya simple tapi bikin kesel “Aduh, film Indonesia ya? Males banget g kalo nonton film Indonesia, tunggu bentar juga nanti diputer di TV, kalo ga g pasti kok beli VCD/DVD orinya…”

Bagaimana kita bisa dibilang cinta negara kalau hasil karya bangsa sendiri aja selalu dinomor duakan, oke pada waktu yang lalu-lalu memang perfilman Indonesia selalu dimonopoli sama segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia setan, tapi ini masanya perfilman Indonesia sudah mulai bangkit, menurut g saat ini ada 3 film yang saat ini cukup baik secara kualitas, ada merantau, merah putih ada juga cin(T)a, tapi kenapa seperti yang dikatakan oleh kawan g, kalian malah rebutan untuk nonton GI JOE atau malah orphan yang menurut g serasa nonton sinetron…

Sudah saatnya kita mulai merubah pola pikir dan sudut pandang kita, jangan lagi beranggapan bahwa kalau film Indonesia sudah pasti jelek dan murahan… oke, memang harus kita akui ada beberapa film Indonesia yang memang kualitasnya sangat buruk, tapi Hollywood pun juga banyak film2 yang ga layak tontonnya, masih ingat battlefield earthnya John Travolta??? Kualitasnya sangat buruk sampai dia sendiri malu kalau ditanya mengenai film itu, tapi apakah lantas dicap kualitas film Hollywood semuanya buruk???

Ibarat kita sedang mengajarkan anak berjalan, ketika dia terjatuh apakah kita omelin dan kita maki2? Ga mungkin kan, kita pasti bimbing dia untuk coba lagi dan lagi, mungkin akan jatuh dan jatuh lagi, tapi diharapkan nantinya akan lancar berjalan dan bahkan bisa berlari, perfilman Indonesiapun kalau menurut g sekarang ini masih dalam tahap belajar berjalan, jadi pasti akan banyak jatuh disana sini, tapi tetap kita tidak boleh langsung memaki-maki dan mencap bahwa perfilman Indonesia selamanya tidak akan bisa bagus…

Ide g sekarang ini, mending buruan hak patenkan sarah azhari dan chyntiara alona sebagai “twin tower”nya Indonesia sebelum keburu diakui lagi oleh Malaysia… hehe

PS. Mohon maaf sebelumnya kalau ada pihak-pihak yang tersinggung, ini murni cuma mo berbagi curahan hati aja... (www.theInigo.com)

No comments